IKLAN DIBAWAH HEADER

Efek Vaksin Covid-19 Bagi Tubuh : Tahap Pertama

Membuka Galery Pribadi 0 seconds...
Scroll Kebawah Klik OPEN/BUKA Untuk Menonton
animasi-bergerak-panah-0147

Malam itu saya mendapatkan pesan Whatsapp dari Bupati Trenggalek, Mas Ipin, begitu saya biasa memanggil orang nomor 1 di Kabupaten Trenggalek tersebut. Isi pesannya adalah ajakan untuk ikut serta menjadi orang-orang pertama yang menerima vaksin di Kabupaten Trenggalek.

Oh ya, saya bukan orang spesial sebenarnya sehingga diajak pertama kali vaksin, ajakan tersebut sangat beralasan mengingat, kebijakan secara umum terkait vaksin ini adalah mendahulukan presiden, tenaga medik, pejabat negara termasuk kepala daerah, serta beberapa orang yang dianggap punya pengaruh. Sekaligus ini sebagai media untuk sosialisasi ke masyarakat.

Di Kabupaten Trenggalek memunculkan kebijakan demi terselenggaranya vaksinasi ini, yaitu Kepala Daerah atau Bupati, Kepala Kodim, Kepala Polres atau Kapolres, Kepala Kejaksaan, Asisten, Tokoh Masyarakat dan beberapa asisten serta perwakilan dari masyarakat. Di hari yang sama, petugas kesehatan baik yang ada di RSUD dan Puskesmas juga menjalani vaksinasi.

Saya dihubungi bupati untuk mewakili dari tokoh organisasi masyarakat yaitu Muhammadiyah. Karena yang diutamakan adalah pemuda, maka saya mendapat amanah untuk mewakili kesempatan tersebut, kebetulan saya mendapat tugas sebagai ketua Pemuda Muhammadiyah Daerah Kabupaten Trenggalek.

Tidak hanya Muhammadiyah, dari NU juga mendapatkan kesempatan yang sama. Saat itu dari NU diwakili oleh ketua Ansor Cabang Kabupaten Trenggalek, Gus Zaki. Jadi kami sama-sama melaksanakan vaksinasi pada tanggal 29 Januari 2021 atas undangan dari Bupati Kabupaten Trenggalek. Saya harap penjelasan ini memudarkan anggapan-anggapan bahwa saya adalah orang penting sehingga mendapatkan posisi spesial.

Proses vaknisasi pertama diselenggarakan di Pendhopo Kabupaten Trenggalek, disiarkan langsung oleh akun youtube Kominfo Trenggalek. Urutan pertama dilaksanakan oleh Mas Ipin yang pada waktu itu didampingi oleh Bunda Novita. Dua sejoli yang selalu terlihat mesra di manapun berada.

Saya tidak ingat mendapatkan urutan berapa. Ketika dipanggil, saya dipersilakan ke meja nomer 1, ada dua orang petugas yang mencatat biodata diri saya. Setelah dipastikan selesai, kemudian di arahkan ke meja No. 2. Di meja tersebut petugas melakukan cek pada tekanan darah saya sekaligus memberikan beberapa pertanyaan observasi. 

Karena selama ini saya merasa sehat dari kondisi tubuh juga fit, ditambah pemeriksaan petugas yang menyatakan tekanan darah saya normal, saya langsung di arahkan ke tempat di mana suntikan vaksin dilakukan.

Kebetulan waktu itu saya memakai batik lengan panjang, dokter menyilakan saya untuk mengangkat kain sampai lengan atas, karena posisi suntikannya berada di lengan atas. Memakai lengan panjang cukup menyusahkan ketika vaksinasi. Saya rekomendasikan jika anda vaksin, pakailah baju lengan pendek yang lengannya longgar.

Ketika saya bilang siap, dokter menyiapkan alat suntik yang berisi vaksin, entah apa isinya, saya hanya percaya pada profesionalisme negara dan dokter. Dokter dengan sangat hati-hati memasukkan jarum suntik pada lengan.

Hampir tidak terasa apa-apa, meski jarum suntik masuk ke dalam tubuh. Entah karena dokternya yang pandai menyuntik atau saya yang tahan terhadap sakit. Meski demikian saya merasa baik-baik saja. Selesai disuntik saya saya kembali merapikan baju dan menuju pada meja terakhir tanpa lupa mengucapkan terima kasih terlebih dahulu pada dokter.

Selesai di suntik vaksin covid-19, penerima vaksin tidak boleh langsung pulang, dokter meminta kita duduk kembali dan menunggu 30 menit untuk observasi. Mungkin dilihat apakah ada reaksi tak diinginkan yang timbul dari vaksin itu sendiri.

Selam 30 menit tersebut saya merasa baik-baik saja, begitu juga dengan peserta yang lain. Katanya, suntikan pertama ini memang memakai dosis rendah sehingga tidak terlalu terasa efek sampingnya.

Artikel ini saya tulis 7 hari setelah divaksin, dan saya tidak merasakan dampak buruk pada tubuh, tidak semenakutkan berita hoax yang beredar di Whatsapp Group. Saya tetap menjadi diri saya sendiri, dan tidak merasakan sakit. Semoga 7 hari ke depan, sebelum dilakukannya vaksinasi kedua, saya masih baik-baik saja.

Terimakasih 

Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.